Sunday, March 15, 2009

Little things could mean a lot...

Its been sometime time since I wrote anything new here. Writing is not one of my strengths, if I hv any, that is...
During my school days, karangan and essay were subjects I hated most.

It has been 64 days since my late husband's passing.... Life has to go on.

Yesterday, I plucked up some courage to look into some of his belongings. I found little things that he kept, things that would mean nothing to others, but means a lot to me. There was a lump in my throat, water in my eyes. I realised I am still not ready... Maybe some other time.

I keep reminding myself, I have to be strong. But the temptation to just submit to my grief and shut everything and everybody out is just too great. I hope I could resist it.

A colleague of mine told me about a neighbour whose husband passed away is a similar manner to mine. She just shut down and kept to herself. I understand why she did it. It was simpler...

I keep praying to Allah that he gives me his support to ride through this transition before I can be on my feet again.

Al-Fatihah for my dear departed...

Thursday, January 15, 2009

Tanggal 11 Januari, 2009

Tarikh keramat yang tak akan dapat aku lupakan hingga ke akhir hayatku. Suamiku pergi menyahut pangillan Ilahi.

Saban malam aku tidak dapat melelapkan mata. Mungkin ini adalah cara Dia membantuku untuk tabah dan mendapat kekuatan. Mungkin Dia mahu aku mengadu dan merintih, memohan bantuan dan rahmat-Nya untuk meneruskan hidup ini demi anak-anakku.

Aku memang sudah biasa ditinggal-tinggalkan... Di awal tahun 90an, aku di KL dia di JB. Kemudian aku di KL dia di UK. Selama empat setengah tahun aku menjadi ibu dan bapa kepada empat anak-anakku ( anakku yang kelima hanya dilahirkan pada tahun 2000). Akhirnya pada tahun 1994, aku telah berpindah ke JB.

Selama 3 tahun berikutnya, kami menjalani kehidupan seperti pasangan normal yang lain.

Pada tahun 1997 , dia meletak jawatan untuk membuka syarikat sendiri. Kehidupanku sebagai isteri yang sering ditinggalkan bermula kembali, sehingga ke akhir hayatnya. Tuntutan pekerjaannya memerlukan dia berada dimerata tanah air, bahkan ke luar negara.

Sepatutnya aku sudah lali... Sepatutnya aku tidak meratap sedih... Sepatutnya aku lebih tabah... Sepatutnya aku lebih kuat... Kerana aku sudah biasa ditinggalkan...

Ya Allah ...
Aku akur akan takdir-Mu...
Aku pasrah pada kehendak-Mu...
Namun...
Aku memerlukan rahmat dan bantuan-Mu

Ya Allah...
Anugerahkanlah aku ketenangan...
Berikanlah aku ketabahan...
Setabah para anbiya'...
Melayani karenah umatnya...

Ya Allah...
Bantulah aku untuk bangun...
Menjadi hamba-Mu yang lebih baik dari sebelumnya...
Menjadi ibu yang lebih baik dari sebelumnya...

Ya Allah...
Cucurilah rahmat ke atas ruh arwah...
Redhailah dia...
letakkanlah dia dikalangan orang-orang yang Engkau kasihi...
Ameen... ya Rabbal 'Alameen...

Ku hadiahkan Fateha buatmu, suamiku
Ku doakan kau tenang di sana...